![]() |
Israel kembali bombardir Gaza. Warga sipil Palestina banyak yang meninggal. Sumber foto tangkapan layar youtube Kompas.com |
Mathlaulhda.ponpes.id, Yerusalem – Militer Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran ke Kota Gaza dan wilayah sekitarnya pada Sabtu (20/9).
Serangan itu menghantam terowongan bawah tanah serta bangunan yang dianggap sebagai jebakan, menewaskan sedikitnya 60 warga Palestina, menurut data otoritas kesehatan Gaza.
Serangan terbaru ini berlangsung di tengah rencana 10 negara, termasuk Australia, Belgia, Inggris, dan Kanada, yang dijadwalkan akan mengakui secara resmi kemerdekaan Palestina pada Senin mendatang.
Langkah tersebut bertepatan dengan pertemuan tahunan para pemimpin dunia dalamitu Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Israel memfokuskan operasi daratnya dengan menggempur kawasan Sheikh Radwan dan Tel Al-Hawa, setelah sebelumnya menguasai wilayah pinggiran timur Kota Gaza.
Militer Israel menilai posisi itu strategis untuk melanjutkan serangan ke pusat dan barat kota, tempat sebagian besar warga sipil kini mengungsi.
Dalam dua pekan terakhir, pasukan Israel mengklaim telah menghancurkan hingga 20 menara pemukiman. Media lokal Israel menyebut lebih dari 500.000 warga telah meninggalkan Kota Gaza sejak awal September.
Namun, Hamas membantah data tersebut, menyebut hanya sekitar 300.000 warga yang keluar, sementara 900.000 lainnya masih bertahan, termasuk para sandera Israel.
Sayap militer Hamas melalui kanal Telegram merilis gambar montase sandera Israel dan memperingatkan bahwa operasi militer yang terus berlangsung membahayakan nyawa mereka.
Hamas juga menyebut sejak 11 Agustus, lebih dari 1.800 rumah warga hancur atau rusak, serta 13.000 tenda pengungsi musnah akibat serangan Israel.
Hampir dua tahun konflik, data otoritas kesehatan Gaza menunjukkan lebih dari 65.000 warga Palestina tewas akibat agresi Israel.
Selain itu, serangan juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur parah, meluasnya kelaparan, serta perpindahan penduduk dalam jumlah besar, sebagian bahkan berkali-kali.
Israel sendiri membantah tudingan tersebut, menilai krisis kelaparan di Gaza dilebih-lebihkan dan menyalahkan Hamas sebagai pihak utama.
Melansir Reuters, laporan internasional menyoroti bagaimana serangan udara dan darat Israel bukan hanya menargetkan fasilitas militer, tetapi juga menghancurkan bangunan sipil dalam skala besar.
Kondisi ini semakin memicu tekanan global, terutama jelang pengakuan sejumlah negara terhadap Palestina sebagai negara merdeka.***
Tags:
Kabar Dunia Islam