![]() |
Para santri dalam Hari santri Nasional 2024. Foto dokumentasi kemenag RI |
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْبَرَكَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
Pendahuluan
Setiap manusia pasti menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup. Ada yang diuji dengan harta, ada pula yang diuji dengan kemiskinan, ketidakadilan, atau bahkan penindasan. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin tidak hanya mengajarkan hubungan seorang hamba dengan Allah, tetapi juga menekankan pentingnya hubungan antar sesama manusia.Salah satu surah dalam Al-Qur’an yang membicarakan tentang hal ini adalah Surat Al-Balad. Surah ini menekankan bahwa jalan menuju kebaikan sejati bukanlah sesuatu yang mudah, melainkan membutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan kepedulian sosial. Membela kaum tertindas merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Tafsir Singkat Surat Al-Balad
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Balad ayat 11–17:
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَۗ ﴿١١﴾ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُۗ ﴿١٢﴾ فَكُّ رَقَبَةٍۙ ﴿١٣﴾ اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ ﴿١٤﴾ يَتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ ﴿١٥﴾ اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۙ ﴿١٦﴾ ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ ﴿١٧﴾
Artinya:“Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki itu? Yaitu melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman, saling berpesan untuk bersabar, dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa “jalan terjal” menuju ridha Allah adalah kepedulian sosial: membebaskan manusia dari penindasan, menolong fakir miskin, serta menumbuhkan rasa kasih sayang dalam masyarakat.
Membela Kaum Tertindas sebagai Jalan Kebaikan
Islam menegaskan bahwa kemuliaan seorang hamba tidak hanya diukur dari ibadah ritual, tetapi juga dari kepeduliannya terhadap orang lain. Membela kaum tertindas adalah bentuk nyata dari amal shaleh.Dulu, salah satu bentuk penindasan adalah perbudakan. Maka Allah memerintahkan agar manusia dibebaskan dari perbudakan. Hari ini, bentuk penindasan bisa berupa kemiskinan, kebodohan, eksploitasi, atau ketidakadilan hukum. Membela kaum tertindas berarti hadir untuk memberikan keadilan, membantu kebutuhan pokok mereka, serta memperjuangkan hak-hak yang dirampas.
Nilai-Nilai Sosial dalam Surat Al-Balad
Beberapa nilai penting yang terkandung dalam surat ini antara lain:- Solidaritas dan empati – Menyadarkan kita agar tidak egois dan selalu peduli dengan penderitaan orang lain.
- Berbagi rezeki di saat sulit – Memberi makan di saat kelaparan lebih utama dibanding memberi saat berlimpah.
- Kasih sayang sebagai dasar kehidupan – Islam memerintahkan umatnya untuk saling berpesan dalam kesabaran dan kasih sayang.
Relevansi Surat Al-Balad dengan Kondisi Sosial Saat Ini
Di era modern, kita masih menyaksikan banyak bentuk penindasan: Kesenjangan ekonomi yang tajam antara kaya dan miskin. Anak yatim dan dhuafa yang kurang perhatian. Kaum pekerja kecil yang tertindas oleh sistem yang tidak adil.Maka pesan Surat Al-Balad sangat relevan: umat Islam harus hadir sebagai solusi, membela kaum tertindas, memperjuangkan keadilan, serta menumbuhkan kepedulian sosial.
Membela Kaum Tertindas sebagai Bentuk Ibadah
Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam membela kaum lemah. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat peduli kepada anak yatim, fakir miskin, dan orang-orang yang tertindas. Bahkan, Nabi pernah bersabda bahwa “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
Dengan demikian, membela kaum tertindas bukan sekadar aksi sosial, tetapi juga ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah. Amal sosial yang disertai iman, kesabaran, dan kasih sayang akan menjadi jalan menuju surga.
Kesimpulan
Surat Al-Balad mengajarkan bahwa jalan kebaikan sejati adalah perjuangan membela kaum tertindas, menolong fakir miskin, menyantuni anak yatim, serta menumbuhkan kasih sayang dalam masyarakat. Inilah amal berat yang disebut Allah sebagai “jalan terjal” menuju ridha-Nya.
Sebagai santri dan umat Islam, kita harus menjadikan nilai-nilai ini sebagai pedoman hidup. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi hamba yang taat beribadah, tetapi juga manusia yang bermanfaat bagi sesama.
وَاللّٰهُ الْمُوَفِّقُ إِلَى أَقْوَمِ الطَّرِيْقِ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ